Selasa, 29 April 2014

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

Kata kondom berasal dari kata Latin condus yang berarti baki atau nampan penampung. Kondom adalah semacam kantung yang Anda sarungkan ke penis ereksi sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom dijual dalam berbagai ukuran dan bentuk. Kondom memiliki kelebihan melindungi dari PMS dan tidak memengaruhi hormon. Kekurangannya adalah efektivitasnya. Sekitar 2-15% wanita masih hamil meskipun pasangannya menggunakan kondom. Selain itu, banyak pria merasakan berkurangnya sensasi seksual dengan pemakaian kondom.

A.                Cara Pengunaan Kondom Pria dan Wanita
a.                   Kondom Pria






Berikut adalah cara benar memakai, menggunakan dan membuang kondom :
1.      Periksa tanggal kadaluarsa pada kemasan dan pastikan kondom tidak disimpan dalam lingkungan yang hangat atau dekat dengan benda tajam yang dapat melemahkan atau merusak kondom.
2.      Sebelum membuka bungkusnya, gunakan jari Anda untuk mendorong kondom ke sisi berlawanan dari paket, sehingga tidak akan sobek ketika Anda membuka bungkusnya.
3.      Lepaskan kondom dari bungkusnya dan cubit lembut ujung kondom dengan jari-jari (bukan kuku) untuk mencegah udara tersimpan di ujung kondom. Untuk kenyamanan dan kenikmatan ekstra, menempatkan setetes pelumas berbasis air di ujung kondom dan pada penis.
4.      Pastikan penis dalam keadaan ereksi.
5.      Sementara ujung kondom dicubit, tahan kondom di ujung penis dan mulai membuka gulungan sesuai porosnya. Pastikan bagian yang digulung ada di luar.
6.      Jika kondom menggulung kembali ke arah kepala penis saat berhubungan seks, segera gulung kembali. Jika benar-benar terlepas dari penis, jangan masukkan kembali. Sebaliknya, kenakan kondom baru.
7.      Setelah ejakulasi, pegang pangkal kondom saat menarik diri dari pasangan Anda untuk mencegah kondom terlepas.
8.      Bungkus kondom yang digunakan dalam tisu atau plastik dan buang ke tempat sampah. Untuk menghindari masalah pada pipa air, jangan membuang kondom ke dalam toilet.
9.      Jangan pernah menggunakan kondom yang sudah dipakai atau kondom bekas. Untuk amannya, Anda harus menggunakan kondom baru untuk setiap aktivitas seksual.

b.                  Kondom Wanita







Bentuk kondom wanita serupa dengan kondom pria, hanya saja  ukurannya lebih besar dengan cincin pada kedua ujungnya. Cincin yang  diletakkan dalam vagina akan menutupi mulut rahim, sementara cincin  yang terbuka terpasang di vulva (bagian luar vagina). Salah satu kondom  wanita yang beredar di Indonesia, memiliki bantalan seperti spons yang  akan memfiksasi ujung kondom pada mulut rahim. Cara pakai kondom  wanita adalah sebagai berikut:
1.      Pegang cincin bagian dalam dengan ibu jari dan jari tengah. Puntir kondom dan masukkan sejauh mungkin melewati tulang  kemaluan ( pubic bone ).
2.      Biarkan cincin luar berada di luar vagina.
3.      Pastikan kondom tidak kusut.
4.      Sebelum berhubungan seks, jangan lupa menggunakan lubrikan  berbahan dasar air pada penis.
5.      Setelah selesai berhubungan seks dan sebelum berdiri, puntir dan kunci cincin bagian luar untuk menjaga air mani tertahan di dalam,  keluarkan kondom perlahan.
6.      Kondom wanita, sama seperti kondom pria, hanya untuk satu kali  penggunaan.
7.      Dan jangan lupa untuk membuangnya di tempat sampah setelah selesai digunakan.

B.                 Keuntungan Kondom Pria dan Wanita
KONDOM adalah alat kontrasepsi paling mudah ditemui di pasaran. Banyak orang lebih memilih menggunakan alat kontrasepsi ini karena dikatakan praktis dan tersedia dengan mudah. Namun ada beberapa keuntungan dan kerugian dari penggunaan kondom.
Keuntungan dari menggunakan kondom yang bisa Anda rasakan adalah, kondom cukup efektif sebagai alat kontrasepsi. Seperti yang dikatakan sebelumnya, ketersediaan yang cukup mudah, membuat banyak orang memilih kondom sebagai alat kontrasepsi yang praktis.
Cukup menggunakan kondom ketika akan berhubungan seks, tanpa perlu terus menggunakannya sepanjang hari. Selain itu, kondom juga dapat membantu melindungi Anda dari infeksi menular seksual termasuk HIV, demikian yang dilansir BBC.
Namun kondom juga memiliki kelemahan. Misalnya beberapa pria mengeluhkan terganggu saat menggunakan kondom dalam aktivitas seksual mereka. Jika dikenakan tidak benar, kondom pria dapat masuk kedalam organ intim wanita.
Pelumas pada kondom yang berbahan dasar minyak atau lotion tubuh, tidak dapat dikenakan pada kondom yang memiliki bahan lateks karena dapat melarutkan lateks dalam air dan menyebabkan kondom berlubang.

a.                   Kondom Pria
1.      Efektif dalam mengendalikan kehamilan
2.      Tidak ada efek sistemik
3.      Mudah didapatkan
4.      Harga mujrah
5.      Perlindungan terhadap penyakit menular seksual dan HIV/AIDS
6.      Dapat perlindungan terhadap neoplasia servix

b.                  Kondom Wanita
1.      Dibawah kendali wanita
2.      Melindungi dari PMS dan HIV/AIDS
3.      Dapat digunakan bersamaan dengan bahan dan produk yang berbahan dasar minyak
4.      Tidak ada efeksamping sistemik

C.                 Kekurangan Kondom Pria dan Wanita
a.                   Kondom Pria
1.      Efektifitasnya sekitar 2-15% wanita masih hamil
2.      Banyak pria merasakan kurang sensasi daat berhubungan seksual dengan pengunaan kondom
3.      Kemungkinan kondom bocor, terlepas selama koitus
Kejadian ini biasanya terjadi karena pemasangan kondom yang terbalik  atau tidak membuang udara dalam kondom atau karena kondom terkontak dengan larutan lemak misalnnya minyak bayi
4.      Kondom tertinggal dalam vagina saat koitus
Hal ini biasanya terjadi karena pria kehilangan ereksinya dan gagal mempertahankan kondom tetap pada penisnya.
5.      Kondom robek saat terpasang
Misalnya kondom kena kuku yang panjang.
6.      Kesulitan memasang kondom/ kondom terlalu kecil atau terlalu besar
7.      Alergi terhadap kondom
Biasanya pria yang mengeluh alergi terhadap kondom adalah pria yang alergi pada permisida.
8.      Dianggap merepotkan
9.      Kondom latex tidak bisa digunakan sekaligus dengan lubrikan yang terbuat dari minyak

b.                  Kondom Wanita
1.      Dirasa berisik
2.      Memerlukan motivasi
3.      Dirasa menganggu koitus





  
BAB I
KAJIAN TEORI

1.1  Pengertian Kualitas
Vincent Gaspersz (2000:4) membagi pengertian kualitas atas pengertian konvensional dan pengertian strategik.
a.       Pengertian konvensional dari kualitas menggambarkan karasteristik langsung dari suatu produk seperti; performance (performansi), reliability (keandalan), ease of use (mudah dalam penggunaan), esthetics (estetika), dan sebagainya.
b.      Sedangkan pengertian kualitas yang strategik menyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) 1
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pokok-pokok sebagai berikut:
1.      Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk tersebut.
2.      Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan.
Dapat dikatakan bahwa pengertian kualitas tersebut diatas mengandung fokus, yaitu terhadap konsumen (customer focused quality), yang artinya bahwa produk atau jasa didesain, diproduksi, serta pelayanan terbaik diberikan kepada pelanggan. Sehingga kualitas senantiasa mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan. 1
David dan Stanley (2000:50) memberikan pengertian terhadap kualitas sebagai berikut : lebih menekankan bahwa kualitas bukan hanya penekanan pada aspek hasil akhir, yaitu produk atau jasa, tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan, sebab sangat mustahil menghasilkan produk yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses yang berkualitas. 1
Rao et.al. (Kahar 2006) mengutip definisi kualitas dari beberapa pakar dengan masing-masing pendekatan, yang terdiri atas :
1.      Pendekatan transendental (Transcendent Approach),
Dalam pendekatan ini, Barbara Tuchman’s (1980) menyatakan kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasikan maupun diukur. Perspektif ini umumnya diterapkan dalam karya seni seperti musik, seni tari, seni rupa. Dalam tataran produk dan jasa pelayanan, perusahaan dapat mempromosikan dengan menggunakan pernyataan-pernyaatan seperti kelembutan dan kehalusan kulit (produk sabun mandi). Defenisi seperti ini sangat sulit untuk dijadikan sebagai dasar perencanaan dalam manajemen kualitas.
2.      Pendekatan Produk (The product-based Approach)
Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karasteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang dimiliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi individual.
3.       User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan seseorang (fitness for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah kepuasan maksimum yang dapat dirasakan.
4.      Manufacturing-based approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut pandang produsen yang mendefenisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratan/spesifikasi (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan oleh perusahaan, dan bukan konsumen yang menggunakannya.
5.      Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas didefenisikan sebagai “affordable excellence”. Oleh karena itu kualitas dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk yang paling tepat beli. 1
Definisi terhadap kualitas yang telah dikemukakan oleh para pakar tersebut di atas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya.1


1.2  Pengertian Kepuasan Pelanggan
Perusahaan yang berfokus pada pelanggan bersifat outward-looking dan kepuasan pelanggan merupakan perioritas strategi bagi organisasi maupun perusahaan.
Ada tiga faktor utama keberhasilan dalam membentuk fokus pada kepuasan pelanggan, adalah:
a.       Menyadarkan karyawan akan pentingnya kepuasan pelanggan;
b.      Menempatkan karyawan untuk berinteraksi secara langsung dengan pelanggan;
c.       Memberikan kebebasan kepada karyawan untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka memuaskan pelanggan.1

Kesadaran semua karyawan akan pentingnya kepuasan pelanggan harus diimplementasikan dengan tindakan nyata bahwa semua karyawan juga merupakan pelayan, tapi bukan berarti bahwa jika karyawan sudah memiliki kesadaran akan pentingnya kepuasan pelanggan dapat menghilangkan munculnya kekecewaan (complain). Banyak perusahaan yang berfokus pada kepuasan pelanggan mengalami keberhasilan dalam mengembangkan perusahaannya dan menjadikan fokus kepada kepuasan pelanggan sebagai dasar utama dalam kenaikan kompensasi dan promosi karyawan. 1
Konsep keterkaitan kepuasan pelanggan dengan kenaikan kompensasi dan promosi bertujuan memberikan kepuasan kepada karyawan sebagai pelanggan internal. Hal ini berangkat dari kenyataan bahwa sulit untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para pelanggan eksternal, jika pada saat yang bersamaan para karyawan merasa tidak puas atas apa yang mereka terima dari perusahaan, demikian pula sebaliknya, tidak ada artinya bagi perusahaan yang yang mampu memuaskan karyawan sebagai pelanggan internal jika mereka gagal dalam memuaskan pelanggannya.1
Richard C. Whitely dalam bukunya ” The Driven Company”, yang dikutip oleh Goetsch and Davis (2000:189) mengemukakan bahwa perusahaan yang akan berhasil dalam membentuk fokus kepada kepuasan pelanggan memiliki 7 (tujuh) karasteristik sebagai berikut :
1. Vision, Commitment, and climate
Visi merupakan arah kemana perusahaan harus menuju, untuk mewujudkan visi tersebut semua level manajemen harus memiliki komitmen dan ketulusan yang besar terhadap tercapainya kepuasan pelanggan. Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk menjadikan fokus kepada pelanggan sebagai dasar utama promosi dan kenaikan konpensasi.
2. Allinment with customers
Perusahaan yang berfokus pada kepuasan pelanggan selalu mensejajarkan manajer dengan pelanggan. Perusahaan menyadari bahwa mensejajarkan manajemen dengan pelanggan merupakan kunci sukses. Oleh karena itu, perlu menerima masukan dari pelanggan dalam mengembangkan produk, memberikan kepuasan kepada pelanggan sesuai dengan yang dijanjikan dan memahami atribut produk yang disukai oleh pelanggan, hal tersebut merupakan tindakan nyata dalam mewujudkan sejajarnya manajemen dengan pelanggan.
3. Willingness to find and eliminate customers problems.
Mengidentifikasi masalah pelanggan dan keinginan mengatasi masalah pelanggan merupakan usaha untuk mewujudkan fokus kepada kepuasan pelanggan. Untuk mengidentifikasi masalah pelanggan, perusahaan harus selalu memantau keluhan pelanggan, selalu mengupayakan adanya unpan balik dari pelanggan dan setiap perbaikan proses dan prosedur selalu berusaha untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.
4. Use of customer information
Memanfaatkan informasi dari pelanggan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada semua level manajemen untuk bertemu dengan pelanggan eksternal, sehingga manajemen dan karyawan memahami kebutuhan dan harapan pelanggan. Informasi dari pelanggan digunakan untuk menciptakan harapan yang realitis kepada para pelanggan.
5. Reaching out to customers
Menunggu umpan balik dan informasi dari pelanggan secara pasif tidaklah cukup. Perusahaan harus selalu aktif melakukan pendekatan dengan pelanggan, sehingga pelanggan mudah untuk menyampaikan keluhan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Informasi dini yang diterima dari pelanggan memungkinkan perusahaan secara cepat untuk merespon keluhan pelanggan dan berusaha untuk mengatasi secara cepat pula.
6. Competence, capability, and empowerment of people
Kemampuan dan kesanggupan dalam rangka memuaskan kebutuhan pelanggan harus ditunjukkan oleh setiap karyawan, untuk itu karyawan harus diberikan sumberdaya, dukungan dan kebebasan bertindak untuk melakukan hal-hal yang dianggap perlu dalam rangka memuaskan kebutuhan pelanggan.
7. Continuous improvement of products and processes
Penyempurnaan produk dan proses dilakukan secara terus-menerus sesuai dengan tuntutan dan informasi yang diterima dari pelanggan, untuk itu konsep Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A) dapat diterapkan dalam usaha perbaikan secara terus menerus tanpa berhenti dan dijalankan di seluruh bagian organisasi.1
1.3  Pengertian Total Quality Control

TQC (Total Quality Control) adalah sistem manajemen yang dinamis yang mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya.2
TQC adalah berbagai kegiatan didalam penyelidikan dan pengembangan, produksi, penjualan, dan pelayanan purna jual dengan cara rasional untuk mencapai kepuasan tingkat paling ekonomis.3
Sedangkan menurut Feigenbaum TQC adalah suatu sistem yang efektif untuk memadukan pengembangan mutu, pemeliharaan mutu dan upaya perbaikan mutu berbagai kelompok dalam sebuah organisasi agar pemasaran, kerkayasan, produksi dan jasa dapat berada pada tingkat yang paling ekonomis agar pelanggan dapat mendapatkan pelayanan penuh.3
          Konsep dasar TQC :
1.      Kepuasan pemakai (Orientasi pemakai bukan orientasi Standard)
2.      Kualitas artinya mutu segala macam pekerjaan
3.      Kualitas adalah urusan setiap karyawan (bekerja sekali jadi dan benar)
Pengertian dari TQC :
1.      Total Quality Control adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus dari Plan – Do – Check – Action (PDCA)
2.      Total Quality Control diselenggarakan tidak pada hasilnya, tetapi selama proses sampai dengan hasilnya
3.      Jangan menyalahkan siapapun juga
4.      Bicara dengan data/fakta dan unsur – unsur yang terukur
5.      Setiap kegiatan harus punya segi kegiatan perbaikan dan pencegahan4

Dasar Total Quality Control adalah mentalitas, kecakapan dan manajemen partisipatif dengan sikap mental yang mengutamakan kualitas kerja. Mentalitas adalah kesediaan bekerja sungguh-sungguh, jujur dan bertanggung jawab melaksanakan pekerjaannya. 2

Mentalitas Dasar Total Quality Control
a.       Kerjasama dan Partisipasi
Agar karyawan mengetahui cara-cara dalam membangun sikap mental dasar di lingkungan pekerjaan masing-masing, tujuannya :
1.      Berorientasi kepada tanggung jawab kelompok
2.      Bersedia membuat lebih berpartisipasi dalam bidang yang berhubungan
3.      Menciptakan kesadaran kelompok
4.      Dapat saling menghargai antara golongan dan atau tingkatan
b.      Berorientasi kepada Mutu
Yang dimaksud dengan mutu/ kualitas adalah :
1.      Disesuaikan dengan permintaan
2.      Sistemnya adalah pencegahan, sejak awal dikerjakan dengan benar
3.      Standarnya adalah harus tidak ada kesalahan
4.      Ukurannya adalah biaya untuk mencapai kualitas2


1.4  Tujuan Quality Control
Quality Control berarti memenuhi keinginan costumer terhadap produk dan service, maka tujuan quality control berdasarkan pengertian tersebut adalah :
1.      Quality adalah Kualitas produk dan kegiatan ( aktifitas kerja )
2.      Cost adalah Biaya
3.      Delivery adalah Penyampaian ( ketepatan dan cara )
4.      Safety adalah Keselamatan
5.      Environment adalah Ramah Lingkungan
Membuat keseimbangan antara quality dan cost. Kualitas dicapai secara ekonomis dan efisien hanya bila tiap proses dapat memberi jaminan kualitas pekerjaannya pada proses – proses berikutnya.4
Pengendalian mutu terpadu adalah suatu sistem yang efektif untuk mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas dan perbaikan kualitas atau mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi.
Tujuan Pelaksanaan Pengelolaan Mutu
1)             Pencapaian kebijaksanaan dan target institusi secara efisien
2)             Perbaikan hubungan manusia serta mutu barang atau jasa
3)             Peningkatan moral, prakarsa, dan kerjasama, karyawan
4)             Pengembangan kemampuan tenaga kerja
5)             Peningkatan produktivitas dan profibilitas usaha2


1.5  Manfaat Pelaksanaan Pengendalian Mutu
a.      Bagi Karyawan
1.    Meningkatkan kemampuan karyawan dalam melihat, mengenali, permasalahan, dan mencari alternatif pemecahan
2.    Meningkatkan kemampuan komunikasi dan partisipasi didalam kelompok kerja
3.    Membiasakan berpikir secara analitis dengan menggunakan teknik quality control
4.    Peningkatan daya kreativitas
5.    Peningkatan kepercayaan diri
b.      Bagi Institusi
1.    Pengembangan institusi melalui akumulasi gagasan-gagasan perbaikan
2.    Meningkatkan daya saing barang atau jasa yang dihasilkan
3.    Memperbaiki hubungan institusi dengan karyawan
4.    Partisipasi semua karyawan di dalam membantu terwujudnya tujuan institusi
c.       Bagi Konsumen
1.    Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang bermutu baik
2.    Konsumen akan mendapatkan kepuasan dari barang atau jasa tersebut
3.    Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang memenuhi kesehatan dan keselamatan
4.    Konsumen akan menerima barang sesuai dengan pesanannya.2

1.6  Keuntungan dan Faktor Kegagalan Penerapan Quality Control
          Keuntungan Penerapan Quality Control meliputi :
1.      Pembinaan/pengembangan personel
2.      Membina rasa kebersamaan
3.      Perbaikan Kualitas
4.      Pengurangan Biaya
5.      Perbaikan Sikap Mental
6.      Membangun Team yang tangguh
7.      Membangun kata sepakat dan motivasi
8.      Menumbuhkan sikap kreatif dalam memecahkan masalah
9.      Penghargaan terhadap karyawan4

Kegagalan dalam  penerapan Quality Control dapat disebabkan oleh :
1.      Meremehkan anggota team yang lain
2.      Tidak mendengarkan
3.      Suka interupsi
4.      Menggurui
5.      Rendah diri
6.      Mengabaikan kemampuan yang positif
7.      Tidak mengikut sertakan
8.      Menomor satukan orang lain
9.      Gagal berbicara
10.  Gagal berpraktek
11.  Seakan dirinya tidak terpakai
12.  Seakan dirinya nomor satu
13.  Menyembunyikan belang4

1.7  Sistem Manajemen Total Quality Control
Sistem manajemen Total Quality Control meliputi apa yang dimaksud dengan sistem manajemen, kebijakan manajemen, proses kerja gugus TQC, tujuan gugus kerja TQM dan program TQM.
a.        Yang dimaksud sistem manajemen :
1.      Untuk mengetahui pengetahuan/konsep standar dan sistem manajemen seutuhnya
2.      Dapat memilih cara penerapan yang paling tepat dan efektif
3.      Sistem manajemen memilih tiga tingkat aktivitas sesuai dengan struktur piramidal organisasi dan setiap jenjang memiliki tugas membantu penerapan TQC sesuai dengan fungsinya masing-masing
b.      Kebijakan Manajemen
1.      Dukugan dari manajer puncak dalam menetapkan kebijaksanaan dan memberi pengarahan
2.      Dukungan dari manajer menengah untuk berperan serta dalam TQC
3.      Pengawasan melekat harus diterapkan oleh setiap atasan/sub unit/ kelompok kerja dengan cara yang benar, agar kesalahan dapat diketahui sedini mungkin
c.        Proses Kerja Gugus TQC
1.      Pengajuan masalah
2.      Analisis permasalahan
3.      Mencari pemecahan masalah
4.      Presentase pada pihak manajer, serta
5.      Manajer akan meninjau, menelusuri atau meminta tindak lanjut dari presentasi yang dimaksud.
d.      Pelaksanaan Program TQC
Dalam pelaksanaan program TQC terdapat dua hal yang harus diperhatikan agar TQC dapat sukses yaitu dari sisi karyawan dan manajer.
1.      Dari sisi karyawan
Menciptakan suasana yang cocok, Saling memberi informasi dan berkomunikasi, Dijadikan program suka rela, Memberi pengarahan dan latihan, Bersikap terbuka dan positif, Menyediakan waktu, sarana, fasilitas dan dana
2.      Dari sisi Manajer
Mengajukan dan menjelaskan program TQC kepada pucuk pimpinan, Menjelaskan tujuan dan hasil yang akan dicapai, Mendapat dukungan dari Pucuk Pimpinan. 2


1.8  Prinsip dasar TQC
  1. Qualitas adalah memenuhi keinginan sesuai yang diharapkan oleh pelanggan, yaitu dengan memberikan barang serta service yang memuaskan.
  2. Quality control adalah dari Top Managemen sampai dengan seluruh karyawan benar – benar merasakan dan menyadari bahwa Quality adalah jiwa dari perusahaan.
  3. Langkah – langkah yang dilakukan dalam Quality Control adalah Plan – Do – Action ( Deming Circle ).4

1.9  Sistem Pengendalian  dalam TQC
Pemecahan masalah TQC dilakukan dengan Plan, Do, Check and Action yang di jabarkan menjadi delapan langkah:
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menjelaskan mengapa masalah itu di prioritaskan
3) Mengenali status masalah
4) Susun langkah-langkah perbaikan
5) Melaksanakan langkah-langkah perbaikan
6) Periksa hasil perbaikan
7) Mencegah terulangnya masalah
8) Menggarap masalah selanjutnya. 2

Pemecahan masalah TQC dilakukan dengan memutar roda Plan, Do, Check and Action (PDCA) atau bisa juga disebut sebagai deming wheel, karena yang memperkenalkan pertama kali adalah Edward Deming.


Langkah – Langkah dalam Quality Control
a.              Langkah pertama dalam quality control adalah benar – benar mengerti dan memahami keadaan ( kelemahan maupun kelebihan ) yang ada pada diri sendiri.
b.             Selanjutnya adalah mampu mengurangi kesalahan pada diri sendiri.
c.               Setelah menemukan penyebab masalahnya, ambil penyebab nomor 1 dan 2 , buang penyebab nomor 3,4, dan seterusnya
d.              Jangan hanya melihat hasilnya tetapi check satu – persatu prosesnya.
e.              Check dan yakinkan fakta yang ada di lapangan, dengan produk dan data.
f.              Lakukan pengamatan pada nilai rata – rata dari hasil data, karena bisa saja terjadi ketidak seimbangan nilai rata – rata.
g.             Jangan hanya melakukan penyelidikan, tetapi dari hasil penyelidikan di check satu persatu prosesnya.
h.             Cara bekerja serta urutan bekerja jangan hanya disampaikan secara lisan tetapi sampaikanlah dalam bentuk tulisan
i.               Kalau melihat sesuatu yang abnormal, segera lakukan action,stop mesin, hubungi maintenance, segera cari penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikan
j.               Jangan sampai kesalahan yang sama terulang kembali.4

1.10 Syarat Pokok Suksesnya Penerapan Konsep TQC
Agar penerapan TQC memperoleh hasil yang maksimal maka ada syarat yang harus diperhatikan:
a.       Seluruh sumber daya manusia yang turut serta dalam proses produksi mengerti dan memahami arti TQC dan mau melakukannya dalam proses produksi atau pekerjaan lain yang berkaitan.
b.      TQC sebagai totalitas pengendalia terhadap mutu produk, secara bertahap merupakan rangkaian suatu proses produksi yang menjadi tanggung jawab masing-masing kelompok kecil dalam suatu rangkaian yang terpadu dari Gugus Kendali Mutu atau Quality Control Circle yang bekerja dalam satuan tim atau kelompok.
c.       Seluruh mata rantai dan siste tersebut dapat bekerja dan efisien baik disebabkan karena latar belakang pendidikan dan latihan yang baik maupun secara produksi yang baik menyangkut segi tegnologi, pengalaman, kerja karyawan serta adanya sikap mental yang positif dari karyawan.
d.      Sikap mental yang positif tersebut adalah dengan bekerja produktif dalam suatu semangat kelompok / tim yang kuat akan menjamin mutu produksi yang tiggi, sumber balas jasa yang lebih baik bagi tenaga kerja dan mendatangkan keuntungan bagi pelaksana jasa. 3
Quality Control Circel / Gugus Kendali Mutu
Menurut Sritomo Wignjosoebroto Quality Control Circle adalahkelompok kecil karyawan pelaksanan, kadang-kadang dipimpin oleh mandor yangsecara sukarela akan mencari jalan dan cara untuk memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya-biaya produksi di tempat-tempat manapun kelompok ini berada dalam sistem produksi. 3
Idealnya anggota QCC sebaiknya terdiri dari pekerja yang sama agar masalahyang mereka pilih telah dikenal. Anggota QCC berkisar antara tiga hingga sepuluh orangyang penting setiap anggota mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi untuk menyumbangkan saran dalam setiap pertemuan.3
Tujuan  QCC antara lain:
1.      Mengurangi kesalahan-kesalahan dan meningkatkan kualitas.
2.      Menggalang kerjasama tim yang lebih efektif
3.      Meningkatkan motivasi karyawan.
4.      Meningkatkan keterlibatan dalam pekerjaan.
5.      Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
6.      Menanamkan kesadaran akan pencegahan masalah.
7.      Meningkatkan komunikasi dalam kelompok organisasi.
8.      Menciptakan hubungan atasan-bawahan lebih harmonis.
9.      Meningkatkan anggota dan mengembangkan kepemimpinan.
10.  Menciptakan kesadaran akan keselamatan kerja.
11.  Meningkatkan cost reduction (efisiensi biaya). 3


KEPUSTAKAAN
repository.ung.ac.id/.../ANALISIS-MANAJEMEN-MUTU-TERPADU-T...
http://rgumantijaya.blogspot.com/2012/04/total-quality-control.html

http://mnurhadi.wordpress.com/category/main/